Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Bandung

14 April 2009

Cara Mudah Menulis Berita & Artikel



Cara Mudah Menulis Berita & Artikel
(Oleh: romeltea)
Menulis Berita
Berita adalah laporan peristiwa terbaru. Peristiwa lama bukan lagi berita, paling-paling jadi berita basi. Peristiwa yang dilaporkan itulah berita. Berita harus selalu mengandung hal baru. Sebagaimana akar kata berita (news), yakni “new” (baru).
Laporan itu berisi 5W+1H, enam unsur yang wajib ada dalam sebuah berita, yakni apa yang terjadi (what, apa), apa penyebabnya atau kenapa terjadi (why, kenapa), kapan kejadiannya (when), di mana (where), siapa yang terlibat dalam kejadian itu atau siapa aktornya (who), dan bagaimana kejadiannya (how).
Jadi, sebelum dituliskan, kumpukan dulu data-data tersebut (penuhi unsur 5W+1H), cek dan ricek, tabayun, yakinkah semuanya benar dan akurat. Setelah itu, mulailah menulis berita.Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= hemat kata, kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam.
Komposisi naskah berita terdiri atas Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead.
Berita diawali oleh judul. Judul berita harus ringkas, menggambarkan isi, tapi berupa kalimat lengkap. Minimal terdiri dari subjek dan predikat, mubtada dan khobar. Contoh, STAIPI Gelar Pelatihan Jurnalistik. STAIPI = Subjek. Gelar = Predikat. Pelatihan Jurnalistik = Objek. Salah kalau judulnya begini: Pelatihan Jurnalistik STAIPI. Itu baru subjek saja; cuma mubtada, khobarnya belum ada. Mestinya, Pelatihan Jurnalistik STAIPI Meriah (atau ‘Garing’? Seru? Heboh? Rusuh?). Baiknya yang tadi itu, STAIPI Gelar Pelatihan Jurnalistik.
Judul panjang belum tentu benar. Misal, Seminar Pendidikan Nasional di UPI. Itu belum lengkap; baru subjek. Kenapa dengan Seminar Pendidikan Nasional di UPI? Heboh? Sepi? Rusuh?
Setelah itu, menulis lead atau teras berita, yakni paragraf atau alinea pertama. Rumus termudah dalam menulis kata atau kalimat awal, ikuti salah satu formula ini:
1. Who does what, siapa melalukan apa;
2. Who says what, Siapa mengatakan apa; atau
3. What does what, apa melakukan apa.
Setelah itu, teruskan dengan menuliskan unsur di mana (where), kapan (when), mengapa (why), dan bagaimana (how). Tuangkan semuanya, secara ringkas, dalam teras berita. Isi berita, body, merupakan penjelasan atau perincian dari teras berita.
Contoh: Who Does What
PAN DIY Usung Amien Rais Capres 2009
Partai Amanat Nasional (PAN) DI Yogyakarta mencalonkan mantan Ketua Umum DPP PAN Amien Rais sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden 2009. Hal itu ditegaskan pada acara Orientasi Pemenangan Pemilu dan Deklarasi Amien Rais sebagai Capres PAN 2009, Sabtu (27/12), di Yogyakarta.
Ketua DPW PAN DIY Immawan Wahyudi mengatakan, pencapresan Amien Rais tidak hanya didukung DPW DIY dan DPD PAN se-DIY, tetapi juga aspirasi keluarga besar PAN DIY, seperti Barisan Muda Penegak Amanat Nasional. Alangkah naifnya kalau yang punya bapak reformasi justru tidak mengangkat beliau sebagai capres,” ujar Immawan.
Atas pencalonanya itu, Amien Rais menyatakan bersedia, tetapi meminta pendukungnya di PAN realistis melihat situasi politik nasional. “Saya terima dukungan itu. Cuma Anda harus tahu bahwa jalannya memang masih panjang. Bisakah kita mengumpulkan 20 persen kursi di DPR, dan 25 persen suara dari jumlah pemilih, kira-kira kok kita belum nyampai,” ungkap Amien Rais, yang kini menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN.
Enam Jurus Menulis Artikel
Kunci sukses menulis itu niat, motivasi, lalu latihan. Niat itulah yang memunculkan mood menulis. Wadah latihan menulis antara lain blog. Buat blog, lalu tulis apa saja yang penting sekiranya bermanfaat bagi orang lain. Ingat, nulis di blog jangan sama bener sama nulis di buku harian. ‘Cause, blog tu kan dibaca orang. Jadi, tulislah apa pun dengan kesadaran tulisan Anda dikonsumsi publik. Di blog, kita berkomunikasi tulisan dengan publik. Komunikasi massa juga, namun sifatnya personal.
Ringkasan teknis menulis atau cara cepat menulis itu sebagai berikut.
1. Temukan ide, tema, lalu buatlah judul sementara.
2. Kembangkan ide/tema dengan baca referensi sebanyak mungkin. Mandeg saat menulis? Pati kurang referensi atau bahan ‘kan?
3. Buat outline, garis besar tulisan, lalu simpan.
4. Lupan sejenak outline, tulis saja apa yang mau disampaikan dalam tulisan itu. Tulis saja apa yang ada di hati/pikiran soal tema tersebut. Bebas, abaikan dulu data akurat dan ejaan, nulis saja lah. Just write! Free writing! Do it as rapidly as you can!
5. Tulis ulang. A good writer is also good rewriter. Rapikan konten/isi tulisan dan sesuaikan dengan outline.
6. Edit, rapikan redaksional tulisan –ejaan, kalimat, tanda baca. Pastikan tiap penulisan kata sudah benar, penulisannya juga udah esuai dengan EYD, bermakna, dan tiap kalimat logis. Wis, gitu deh…
Masih bingung? Coba latih kemampuan menulis Anda dengan menjawab secara tertulis pertanyaan di bawah ini;
1. Mau nulis apa, sebutkan tema!
2. Soal apanya? Sempitkan tu tema!
3. Kenapa milih tema itu? Emangnya aktual? Penting? Tulis alasannya.
4. Truz…. Apa yang mau dikemukakan? Pendapat Anda tentang hal itu bagaimana? (Mau ngutip pendapat orang? Boleh… sebutkan sumbernya!).
5. Udah kan….? Gampang kok! Peserta kedua diklat menulis yang saya ceritakan di atas udah membuktikannya, nulis itu gampang kok, asal niat! Benar kan pak. bu, akang, teteh?
Struktur artikel di media massa: judul, nama penulis, intro/pembuka, bridge/penghubung antara intro dan bahasan, lalu bahasan (biasanya per subjudul, 2-3 tiga subjudul, biar fokus, and finally penutup/kesimpulan. Info lengkapnya baca lagi deh : “Faidah dan Kaifiyah Menulis”. Cari aja di search engine, ada kok.
Tulisan untuk media massa, jangan gunakan gaya menulis blog kayak saya nulis ini, tapi gunakan bahasa tulisan, bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku bersadarkan Pancasila dan UUD ’45 (?). Wasalam. (www.romeltea.com).*

2 komentar:

Ooy Barudax!! Kirim Kritik and Sarannya!!! demi kemajuan KPI!!!